Senin, 27 Mei 2013

nasehat habib umar


Mereka itu seperti Sayyidina Abdullah Al-Haddad yang telah disifatkan oleh Sayidina Ali bin Muhammad Al-Habsyi dalam qashidahnya :
“Karena dia sejuklah mata hati Nabi Muhammad.
Bagi beliau ia adalah sebaik-baik keturunannya,
panutan para pengikut, ka’bah orang yang meniti jalan,
dan kebanggaan penduduk desanya.
Nasihat-nasihatnya menebarkan pengetahuan.
Menghinakan si sesat dan si pembuat kerusakan.
Kasih sayangnya meliputi semua umat.
Darinya mereka mengambil manfaat
dengan sebaik-baik pengambilan manfaat.”
“Dialah cucu yang bersambung nasabnya dengan
orang-orang mulia yang kemuliaan mereka
dikenal para pejuang dan pemberani.
Dialah penyalur asrar dan ilmu mereka
kepada keluarga dan anak keturunannya.
Maka semua yang bersuluk setelahnya
bersinar dengan cahaya beliau yang benderang.”
Cahaya ini tak akan padam. Mengapa? Sebab Allah-lah yang menyalakannya! Itulah sebabnya! Tak ada sebab lain.
Siapakah yang mampu memadamkan cahaya yang telah
dinyalakan oleh Allah SWT?   Demi Allah, cahaya itu tak akan padam!
Tetapi, betapa menyedihkan, di antara kita terdapat orang-orang yang terhalang dari cahaya itu, yaitu orang-orang yang enggan masuk ke dalam golongan mereka. Mereka masuk ke dalam kelompok lain. Habib Ali berkata:
“Siapa tak menempuh jalan leluhurnya
pasti akan bingung dan sesat.
Wahai anak-cucu nabi, tempuhlah jalan mereka.
tapak demi tapak
dan jauhilah segala bid’ah.”
Siapakah yang lebih mengenal Allah dibanding kaum arifin? Dibanding para imam kita? Siapakah yang lebih mengenal Rasul SAW dibanding mereka?
Wahai hamba-hamba Allah, pelajarilah riwayat hidup kaum sholihin. Jalinlah persaudaraaan dan kasih sayang di antara kalian. Bersiaplah menolong jalan mereka.
Demi Allah, jalan mereka tersebar, bendera mereka berkibar, bukan di negara kalian saja, namun di seluruh penjuru dunia, timur maupun barat, Arab maupun Ajam, Amerika, Eropa maupun Rusia.
Di sana bendera keluarga Sayyidina Habib Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir akan berkibar, bendera ahli thoriqoh ini. Mereka memiliki para penolong yang berkedudukan tinggi. Namun mereka yang tidur, nyenyak dalam tidurnya; yang duduk berpangku tangan, terus duduk saja. Cukup sudah orang yang terlambat dan tertinggal. Bangkitlah dengan sidq. Amatilah, apakah perjalanan hidup mereka telah diterapkan di rumah kalian.
Bagaimana kalian ini?! Kalian mengaku cinta dan memiliki ikatan dengan mereka,
namun di rumah kalian tiap hari yang terdengar hanya berita mengenai orang-orang kafir, orang-orang fasik dan para bintang film?! Setahun penuh tidak pernah ada berita mengenai salaf!
Namun saat ini sinetron, wanita-wanita fasik dan kafirlah yang mendidik anak-anak kita. Betapa banyak anak perempuan kita yang meniru wanita-wanita fasik di TV sehingga mereka tak kenal lagi Fatimah Zahra, bagaimana beliau, bagaimana pakaiannya, bagaimana kezuhudannya, bagaimana ibadahnya. Mereka tidak lagi mengenal putri-putri nabi: Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah. Mereka juga tidak tahu istri-istri nabi: Khodijah binti Khuwailid, Aisyah As-Shiddiqah, dll.
Kalian meniru orang-orang durhaka padahal kalian muslim, mukmin, memiliki kebesaran, kebanggaan dan kemuliaan. Kalian mengganti teladan yang telah diridhoi Allah untuk kalian:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik. (QS Al-Ahzab, 33:21)
Apakah kalian berniat mengganti Rasulullah dengan mereka? Teladan apakah yang telah kalian berikan kepada keluarga dan anak-anak kalian?
Wahai saudaraku, dalam buku catatan amal tertulis kata-kata yang tidak patut, pandangan yang tidak layak, dan niat yang tidak pantas, siapakah yang akan menghapusnya? Bertobatlah kepada Allah.

kalam sohibul maulid..


Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi berkata,
“Wahai saudara-saudaraku, hati-hati telah menjadi kaku dan beku, tidak ada lagi bekas dan pengaruh dari al Quran maupun nasehat para ulama yang selalu didengarnya. Sedang kita tidak tahu apa gerangan penyebab kekerasan hati itu. Ketahuilah bahwa penyebab terbesar dan yang paling dominan adalah karena makanan yang kotor (syubhat atau haram) yang masuk ke perut kita, saat ini banyak orang tidak perduli dan bahkan tidak takut untuk jatuh pada keharaman. Mereka meremehkan masalah ini.
Bagaimana mungkin nasehat dan petuah yang sampai akan memberikan atsar (pengaruh) dan membekas di hati, sedang makanan yang dikonsumsi adalah haram? Mudah-mudahan Allah menjauhkan kita dari keharaman di mana pun dan kapan pun kita berada, serta menghalangi dan membentengi kita dari orang yang suka keharaman.
Ketahuilah, keluarga kita (para salaf sholeh), thariqah (jalan) mereka adalah mencari yang halal dan bersikap wara’ (berhati hati/menjaga diri). Hati-hatilah saudaraku dari makanan haram. Kekasih kalian Nabi Muhammad SAW telah bersabda (yang artinya), “Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”.
Hadits di atas sudah cukup populer dan sering disampaikan sebagaimana terdapat dalam kitab Kasyful Khafa’ karya Al Imam Al ‘Ajaluniy ra. Imam Sahl bin Abdillah At Usturi, salah seorang ulama salaf berkata,
“Siapa memakan yang haram, maka tubuhnya akan bermaksiat, dia mau atau tidak, Dan siapa yang memakan yang halal maka tubuhnya akan berbuat taat, dia mau atau tidak”.
Pada masa kita ini, nyaris tidak ditemukan lagi orang yang wara’ kecuali sangat sedikit kebanyakan mereka telah terjerumus dalam keharaman. Ketahuilah bahwa hati ini akan menjadi gelap karena makanan haram, baik dia menyadari dan mengetahuinya atau tidak. Baiklah jika memang dia tidak mengetahui bahwa yang dimakannya adalah haram, ini mungkin agak ringan (tetapi tetap akan menyebabkan kegelapan hatinya).
Tapi yang dengan sengaja melakukannya maka celakalah dia, binasalah dia. Sebab siapa memasukkan satu suapan haram pada tubuhnya maka sholatnya tidak diterima oleh Allah selama suapan itu masih berada dalam tubuhnya. Siapa yang sholat dengan baju yang disana terdapat satu benang (kain) yang haram maka sholatnya tidak diterima oleh Allah selama baju itu melekat ditubuhnya. Lalu apa faedah yang akan didapat dari amalnya jika ternyata itu semua tidak diterima? Bagaimana mungkin cahaya akan masuk ke dalam hati yang gelap gulita?
Saat ini, jika kamu datang kepada sekelompok orang lalu membicarakan masalah ke-wara’-an, maka mereka akan berkata,
”Kamu ini siapa?”
“Kamu sedang berada di mana?”
“Sekarang manusia semua sudah makan yang haram. Di mana yang halal?”
“Kamu mau makan apa?”
Ketahuilah bahwa kata-kata semacam ini adalah kurang ajar dan menentang (berani) kepada Allah SWT. Padahal bumi Allah sangatlah luas, jika dia mau berusaha pasti akan mendapatkan yang halal sekalipun dengan usaha yang keras.
Yang lebih mengherankan lagi bahwa ada sebagian manusia yang berakal, memiliki pikiran, tetapi sengaja memakan yang haram padahal dia tahu bahwa dengan perbuatannya itu dia akan diadzab oleh Allah. Sebab jika dia melakukan itu dia akan terseret ke dalam neraka, maka tinggalkanlah makanan haram, pasti akan datang kepada kalian makanan yang halal.
Nabi Muhammad saw bersabda (yang artinya),
“Yang halal itu jelas dan haram juga jelas, dan antara keduanya adalah perkara yang syubhat (remang-remang), banyak manusia tidak mengetahui kejelasannya. Maka siapa yang manjaga diri dari barang syubhat ini, maka dia telah menjaga harga diri dan agamanya. Dan siapa yang terjerumus pada syubhat maka dia akan terjerumus pada yang haram, ibarat seorang pengembala yang menggembalakan kambingnya di dekat daerah larangan maka dia nyaris akan memasuki daerah larangan itu.”
(HR Bukhori dan Muslim dll)
Saat ini, hampir tidak ada mudzakarah (pengajian) tentang wara’, sebab jika ada yang menyebutkamya maka dia akan diam karena khawatir akan diingkari oleh orang lain, sebab keharaman sudah membaur di antara masyarakat. Inilah hari di mana kebenaran banyak disepelekan. Nasehat sudah tidak masuk ke dalam hati dan rasa takut kepada Allah sudah tidak bersemayam lagi dalam kalbu. Dan sebabnya adalah makanan haram yang mengeraskan dan menggelapkan hati.
Saat ini banyak orang yang datang kepada kita dan menipu kita dengan menyuruh agar uang-uang kita ditabung di bank (agar menghasilkan bunga yang banyak), anak-anak kecil yang mendapat harta warisan yang banyak, mereka diperdaya agar uangnya disimpan sehingga ketika anak itu sudah baligh maka dia akan mendapati hartanya telah tercampur dengan keharaman.
Maka dari itu jagalah diri kita dan keluarga kita terutama dari hal yang semacam ini, jangan sampai tubuh mereka terisi makanan syubhat apalagi haram, sekuat apapun usaha kita untuk mengarahkan mereka ke jalan yang lurus, namun jika makanan yang kita berikan tidak benar, maka akan sia-sia usaha tersebut. Dan kita larang mereka sekuat tenaga dari kemungkaran, maka itu pun akan sia-sia. Karena makanan baram telah mendarah daging dengan mereka.
Dalam atsar disebutkan,
“Jika kalian banyak sholat sehingga menjadi seperti tiang-tiang, bannyak berpuasa sehingga kurus kering seperti tali busur, semua ibadah itu tidak akan diterima kecuali jika dilandasi dengan kewara’an yang tinggi“.
Al Habib Abdullah bin Alawiy Al Haddad RA dalam untaian nasehatnya menyatakan,
“Ketahuilah semoga Allah merahmati kalian bahwa makanan halal akan menyinari hati dan melembutkannya dan menyebabkan adanya rasa takut kepada Allah dan _khusyu’ kepadaNya, memberikan semangat dan motivasi pada anggota tubuh untuk taat dan beribadah serta menumbuhkan sikap zuhud terhadap dunia dan kecintaan pada akhirat. Dan inilah sebab diterimanya amal amal sholeh kita dan dikabulkannya doa-doa kita.”_
Sebagaimana sabda Rasulullah saw kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, “Perbaguslah (jaga kehalalan) makananmu, niscaya doamu akan dikabulkan”.
“Adapun makanan haram dan syubhat maka kebalikan dari yang sudah disebutkan tadi, dia akan menyebabkan kekerasan hati dan menggelapkannya, mengikat (mengekang) tubuh dari ketaatan dan menjadikannya rakus terhadap dunia. Inilah sebab ditolaknya amal-amal ibadah dan doanya.”
Sebagaimana dalam sebuah hadits, di mana Rasulullah saw menceritakan seorang musafir yang bajunya compang-camping, rambutnya berdebu (tidak terurus), dan dia menengadahkan kedua tangannya ke langit (dengan suara lirih dan penuh harapan–red) dia berkata,
“Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku …”
Namun makanannya haram, minumannya haram, bajunya haram dan dimasukkan pada mulutnya makanan haram, maka bagaimana mungkin akan diterima doanya?
Maka berusahalah mencari pekerjaan dan makanan yang halal dan jauhilah keharaman. Dan ketahuilah bahwa kewara’an ini tidak hanya pada makanan saja tapi mencakup semua aspek pekerjaan kita. Berbuat apapun harus dilandasi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan, jika masih ragu maka tingglkanlah, khawatir akan terjerumus pada keharaman dan akibatnya pasti fatal.

Selasa, 21 Mei 2013

HABIB HASAN ABDULHADI BIN AHMAD BIN SALIM BA'ABUD






Ana, Hasan Abdul Hadi Ba’abud, kelahiran Jakarta. Ayah ana, Sayyid Ahmad Ba’abud, berasal dari Bogor, namun berdarah Pekalongan. Ibu ber­asal dari Jakarta, namun berdarah Pa­lem­­bang.
Sekilas mengenai sejarah keluarga ana. Kebiasaan para habib yang masih menggunakan kebiasaan Arab-nya, nama, pakaian, dan tradisi lainnya, jarang bahkan tidak digunakan di keluarga ana.
Keluarga ana, Ba’abud Kharbasyani, keturunan dari Sayyid Muhsin bin Umar Ba’abud Pekalongan, terkenal dengan sifatnya yang membaur dan merakyat.

Karena datuk-datuk kami sampai ke Habib Muhsin (sembilan generasi di atas ana) berdakwah di lingkungan kerajaan, jadi penasihat pemerintah, banyak ke­turunan beliau yang menggunakan nama Jawa, berpakaian Jawa, dan juga memakai tradisi atau adat Jawa.

Yang cukup termasyhur dari keturun­an beliau, antara lain, Habib Abubakar Puspodipuro bin Hasan Al-Munadi bin Alwi bin Abdulah bin Muhsin Ba’abud, yang ber­dakwah di Keraton Yogya, dan Habib Muh­sin Soeroatmodjo bin Husein bin Ah­mad bin Muhsin Ba’abud (Habib Muhsin Soeroatmodjo, ini datuk ana), yang berdak­wah di Kerajaan Amang­kurat (Solo).

Masa kecil, ana lama di daerah Be­kasi. Sempat juga di Bogor dan di Jakar­ta. Dari kecil ana memang sudah memi­liki ketertarikan terhadap agama Islam. Kelas 6 SD, yang biasanya yang lain asyik melahap buku-buku komik, ana su­dah asyik dengan buku-buku kajian ten­tang agama.
Melihat kegemaran ana yang seperti itu, Abah memerintahkan ana untuk ta­barukan ilmu kepada adik Abah (ami ana), Sayyid Alwi bin Salim Ba’abud, yang bermukim di Bogor, dan memiliki murid yang cukup banyak.

Dengan semangat, berangkatlah ana ke rumah beliau.
Yang ada di pikiran ana, ana akan langsung diajar ilmu-ilmu khusus, karena ana ini keponakannya. Ternyata tidak, ana malah disuruh melakukan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mencuci pa­kaian, dan sejenisnya. Tapi ana lakukan itu dengan senang hati, berharap ba­rakah mengalir ke diri ana.
Ana bertahun-tahun tabarukan ke­pada beliau, walau tidak menetap (pu­lang, nanti sekian minggu ke sana lagi). Ana selalu diwasiati dan dibimbing per­kara-perkara hikmah.

Selain kepada beliau, ana juga ta­barukan kepada Habib Luthfi Bin Yahya, yang banyak memberikan ilmu serta nasihat-nasihat yang amat teduh, juga membangun karakter yang baik.
Karena memang ana belajar keliling, cukup banyak guru ana.

Saat ini, ana membina majelis yang sudah ana jalankan sejak tahun 2006, yaitu Majelis Ratib, Maulid, dan Tafakkur Barokatul Karomah, di Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Kegiatan rutin setiap hari Sabtu malam Ahad, ba’da isya:
  • Sabtu minggu pertama: Dzikir Ratib Mubarok, karya Al-Imam Al-Habib Abdulloh bin Abu Bakar Alaydrus.
  • Sabtu minggu kedua: Dzikir Ratib Alatas, karya Al-Imam Al-Habib Umar bin Abdurrahman Alatas.
  • Sabtu minggu ketiga: Dzikir Ratib Al-Haddad, karya Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
  • Sabtu minggu keempat: Pembacaan tahlil dan Maulid Diba’i, karya Syaikh Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i, dan Maulid Simthud Durar, karya Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.

Setiap majelis itu diisi mauizhah ha­sanah oleh khadimul majelis atau alim ulama lainnya.
Adapun aktivitas lainnya adalah:
  • Ziarah ke makam para awliya’, dua minggu sekali, dengan beberapa rute, antara lain:
  1. Wilayah Bekasi: Makam Habib Shaleh bin Abdullah Alatas (Gubah Hijau), makam Habib Muhammad Tongkat bin Muhammad Bin Yahya (Kartini), makam Syaikh Ma’sum bin Syaikh Subakir (Cikarang).
  2. Wilayah Pesisir Jakarta: Makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus (Luar Batang), makam Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad (Koja), makam Kampung Bandan, makam Pangeran Jayakarta (Rawamangun).
  3. Wilayah Pusat Jakarta: Makam Al-Hawi (Condet), makam Habib Ahmad Kuncung bin Alwi Al-Haddad (Kali­bata), makam Habib Abdurrahman bin Abdullah Al-Habsyi (Cikini).
  4. Wilayah Bogor: Makam Habib Salim bin Umar Ba’abud dan Habib Umar bin Ahmad Ba’abud (kakek dan buyut khadimul majelis), makam Habib Abdullah bin Muhsin Alatas (Empang), makam Mbah Khoir Shohibul Bogor (Air Mancur Kota).
  • Pemberian santunan kepada yatim piatu dan kaum dhuafa.
  • Tafakkur alam ke berbagai wilayah.

Majelis yang ana bina tidak memiliki jama’ah yang banyak layaknya majelis-majelis yang lain. Ana merasa, apabila jama’ah terlalu banyak, ilmu yang disam­paikan belum tentu bisa diterima dengan baik oleh para jama’ah. Dengan sedikit­nya jama’ah, ana berharap, ilmu seder­hana yang ana sampaikan lebih mudah terserap, diingat, dipahami, dan diterap­kan oleh masing-masing jama’ah.

Untuk tamu-tamu ana, jelas ilmu yang disampaikan tidak sekhusus saat di majelis, tapi lebih kepada hal-hal yang bersifat umum.

www.majalah-alkisah.com Muslim uighur
Kalangan Hitam

Ana juga membina beberapa ja­ma’ah dari kalangan hitam. Preman, pe­mabuk, wanita malam, dan sejenisnya. Ana memegang prinsip, syiar dakwah se­karang harus seperti syiar dakwah para pendahulu kita. Orang-orang se­perti itu harus didekati, jangan dijauhi. Jangan maunya hanya membina atau dekat dengan orang-orang benar saja, atau yang terlihat benar saja. Orang-orang yang masih kelam hidupnya justru harus lebih diperhatikan. Bagaimana mereka bisa benar kalau mereka dibiar­kan berada dalam ketidakbenaran.

Untuk mengetahui tempat yang te­rang, kita harus tahu terlebih dahulu mana tempat yang gelap. Dari situ kita bisa menentukan bahwa yang ini benar dan yang itu salah.

Alhamdulillah, kebanyakan mereka, yang awalnya gelap, dengan obrolan san­tai, canda tawa, duduk bersama, per­lahan mulai mengarah ke tempat yang terang.

Kepada siapa pun, memang ana me­nerapkan sistem santai dalam tiap peng­kajian.
Alhamdulillah, dengan sistem yang ana gunakan, cukup banyak fitnah dari orang lain. Dibilang bahwa ana ikutan mabuk, ikutan judi, main perempuan. Tapi sesuai dengan perintah dari guru-guru, ana tutup telinga, luruskan niat, lillahi ta’ala. Ana berharap, ada hidayah, kita lihat ke depannya. Alhamdulillah, tetap lancar hingga saat ini.

Sampai saat ini, tantangan yang ana ha­dapi, yang ana rasa juga menjadi tantangan umat, adalah semakin ba­nyaknya paham nyeleneh yang mem­buat orang bingung. Ana kasihan melihat orang yang belum mengerti, ikut dalam paham-paham nyeleneh. Dikasih tahu, mereka tidak mau tahu, malah sok tahu. Semoga Allah membimbing mereka me­nuju hakikat kebenaran agama Rasul­ullah Muhammad SAW.

Hingga saat ini, hampir 24 jam, ru­mah ana, di Jln. Panda 1 D/75 Perum Pon­dok Ti­mur Indah 1, Kelurahan Jati­mulya, Ke­ca­matan Tambun Selatan, Be­kasi, selalu terbuka bagi para tamu. Mereka berda­tangan dengan berbagai macam problem kehidupan, dari berba­gai macam lapisan sosial. Mereka ana sam­but dengan suka cita, karena me­reka adalah tamu-tamu yang mulia, yang hendak mencari kemulia­an. Dengan izin Allah, kita selesaikan ber­sama problem yang ada, akan selesai se­mua dengan kehendak Allah.

Harapan ana, umat seluruhnya ber­satu, jangan membawa bendera sendiri-sendiri, tapi bawalah bendera Rasulullah Muhammad SAW. Ingat, musuh agama me­nyebar luas di muka bumi. Mereka tahu, Islam ini tidak bisa diganggu de­ngan kekerasan. Islam bisa dirusak bila dalam­nya dihinggapi virus, yang perla­han-lahan akan menggerogoti aqidah pemeluknya. Mari, kita jaga aqidah kita dengan ilmu, dekat dengan orang-orang alim. Dan yang terpenting, sekali lagi, bersatulah. Karena virus-virus itu paling enggan mendekati me­reka yang bersatu dalam naungan aga­ma yang penuh rahmat. Bersatu dalam naungan panji Rasulullah SAW.
Kita bisa menang bila kita kuat. Kita bisa kuat bila kita bersatu. Kita bisa bersatu bila kita sering silaturahim.

Indahnya Islam. Indahnya bersatu. Indahnya silaturahim.

aurat..





Ancaman Bagi Orang yang Membuka AuratnyaImam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda;صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا“Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”[HR. Imam Muslim].Di dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawiy berkata, “Hadits ini termasuk salah satu mukjizat kenabian. Sungguh, akan muncul kedua golongan itu. Hadits ini bertutur tentang celaan kepada dua golongan tersebut. Sebagian ‘ulama berpendapat, bahwa maksud dari hadits ini adalah wanita-wanita yang ingkar terhadap nikmat, dan tidak pernah bersyukur atas karunia Allah. Sedangkan ulama lain berpendapat, bahwa mereka adalah wanita-wanita yang menutup sebagian tubuhnya, dan menyingkap sebagian tubuhnya yang lain, untuk menampakkan kecantikannya atau karena tujuan yang lain. Sebagian ulama lain berpendapat, mereka adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya (transparan)…Kepala mereka digelung dengan kain kerudung, sorban, atau yang lainnya, hingga tampak besar seperti punuk onta.”Imam Ahmad juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah dengan redaksi berbeda.صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَا أَرَاهُمَا بَعْدُ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ عَلَى رُءُوسِهِنَّ مِثْلُ أَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَرَيْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَرِجَالٌ مَعَهُمْ أَسْوَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ“Ada dua golongan penghuni neraka, yang aku tidak pernah melihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlenggak-lenggok, dan kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga, dan mencium baunya. Dan laki-laki yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia “[HR. Imam Ahmad]Hadits-hadits di atas merupakan ancaman yang sangat keras bagi wanita yang menampakkan sebagian atau keseluruhan auratnya, berbusana tipis, dan berlenggak-lenggok.KesimpulanSyariat Islam telah mewajibkan wanita untuk menutup anggota tubuhnya yang termasuk aurat. Seorang wanita diharamkan menampakkan auratnya di kehidupan umum, di hadapan laki-laki non mahram, atau ketika ia melaksanakan ibadah-ibadah tertentu yang mensyaratkan adanya satru al-’aurat (menutup aurat).Aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Seseorang baru disebut menutup aurat, jika warna kulit tubuhnya tidak lagi tampak dari luar. Dengan kata lain, penutup yang digunakan untuk menutup aurat tidak boleh transparan hingga warna kulitnya masih tampak; akan tetapi harus mampu menutup warna kulit.Ancaman bagi yang tidak menurut aurat adalah tidak mencium bau surge alias neraka, karena tidak amanah, tidak tunduk kepada aturan sang Kholik

Jumat, 17 Mei 2013

JADWAL

*SEMINGGU BERSAMA SYEKH MUHAMMAD HISYAM AL KABBANI*

-19 MAY ZIKIR SUHBA,
TEMPAT MASJID BAITUL IHSAN. JL BUDI KEMULIAAN NO.2 JAKARTA PUSAT.

- 20 MAY ZIKIR SUHBA.
TEMPAT ZAWIYAH BEKASI JLN CIKUNIR NO.72 KAMPUNG DUA. JAKA SAMPURNA BEKASI BARAT.

-21 MAY ISTIGHOSAH AKBAR. MASJID ALMUNAWAROH CIGANJUR. (KEDIAMAN GUSUR)

-22 MAY MAULID NABI SAW. ZAWIYAH HAQQUL MUBBIN . JALAN JOMBANG. 93B. BINTARO TANGSEL.

-23 MAY. MAULID NABI SAW. PESANTREN DARRUL ISLAH. JALAN BUNCIT RAYA KALIBATA PULO JAKSEL.

_24 MAY. ZIAROH KUBRO HABIB HUSEN BIN ABUBAKAR ALAYDRUS (LUAR BATANG)

-25 MAY. MAULID NABI SAW, MAJELIS SAYIDUL WUJUD . JALAN RENCA BENTANG, KEBON KOPI. CIMAHI BANDUNG..

26 MAY. MAULID NABI SAW, DI STADION SIJALAK HARUPAT BANDUNG..

YA ROSULULLAH..

Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan para pemimpin ?
"Membela yang lemah dan membantu yang miskin" jawab Nabi.

Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan ulama ?
Memberi contoh yang baik dan mendukung pemimpin
YAng membela orang - arang lemah" jawabnya

Ya Rasulullah ... apa yang harus dilakukan orang-orang lemah dan miskin ?
"Bersabarlah, dan tetplah bersabar
Jangan kau lihat pemimpinmu yang suka harta
Jangan kau ikuti ulamamu yang mendekati mereka
Jangan kau temani orang-orang yang menjilat mereka
Jangan kau lepaskan pandanganmu dari para pemimpin dan ulama yang hidupnya juhud dari harta"

Ya RAsulullah... Pemimpin seperti itu sudah tidak ada
Ulama seperti itu sudah menghilang entah kemana
Yang tersisa adalah pemimpin serakah
Yang tertinggal adalah ulama-ulama yang tama'
Banyak rakyat yang mengikuti keserakahan mereka
Ummat banyak yang meneladani ketamakan mereka !
Apa yang harus aku lakukan, Ya... RAsulullah !
Siapa yang harus aku angkat jadi pemimpin ?
Siapa yang harus aku ikuti fatwa-fatwanya ?
Siapa yang harus aku jadikan teman setia ?

"Wahai ummatku...
Tinggalkan mereka semua
Dunia tidak akan bertambah baik sebab mereka
Bertemanlah dengan anak dan istrimu saja
Karena Allah menganjurkan, "Wa 'asiruhunna bil ma'ruf"
Ikutilah fatwa hatimu
Karena hadits mengatakan, "Istafti qalbaka, wa in aftaukan nas waftauka waftauka"
Dan angkatlah dirimu menjadi pemimpin
Bukankah, "Kullulkum Ra'in, wa kullukum masulun 'an ra'iyyatihi

http://www.facebook.com/alfakir11?ref=tn_tnmn

Senin, 13 Mei 2013

konspirasi syi'ah



fakta. syekh ramadhan al buthy tewas bukan karena bom dari mujahid. namun ditembak oleh tentara fir'aun al assad.Jika kita saksikan tayangan di atas, Syeikh Al-Buthi terbunuh bukan karena bom bunuh diri. Akan tetapi terbunuh akibat ditembak dari jarak dekat di bagian dada (diduga) oleh orang berjas hitam yang pertama mendekati Syeikh Al-Buthi.

Alhasil menumpahkan darah seorang MUKMIN akan mendapata balasan Neraka Jahannam, terlebih lagi dilakukan di dalam Masjid tempat yang suci dan sakral. "BARANGSIAPA MEMBUNUH SEORANG MU'MIN DENGAN SENGAJA, MAKA BALASANNYA NERAKA JAHANNAM DENGAN KEKAL ABADI DI DALAMNYA, DAN ALLAH AKAN MURKA DAN MELAKNATNYA SERTA MEMPERSIAPKAN UNTUKNYA SIKSAAN YANG BESAR." (An-Nisa': 93)

Apalagi yang dibunuh adalah seorang Ulama.. Ingat! Allah SWT tidak akan membiarkan para Wali-Nya dibunuh secara zholim, balasan Allah SWT pasti datang, karena Allah SWT telah mengancam dengan perang terhadap siapa saja yang menyakiti para Wali-Nya. Entah siapa PELAKUNYA?? Ya Robb, Engkau Maha Tahu siapa pelakunya, maka hancurkan mereka, karena telah membunuh salah seorang Ulama Besar yang menjadi Wali-Mu!..

Semoga Allah menerima segala amal As-syahid Imam Al-Buthi, mengampuni segala kekhilafannya dan menempatkannya di tempat yang mulia dengan memperoleh surga-Nya. Amin, amin Ya Robbal alamin

Jumat, 10 Mei 2013

jadikanlah televisi,handphone,internet dan alat-alat lainya sebagai pelayan dan pembantu untuk agamamu ,jika tdk alat-alat itu akan menghancurkan dirimu sedangkan engkau akan tertawa krn tdk menyadarinya,ia akan merusak hatimu,akalmu,akhlakmu,dan fikiranmu,tanpa engkau menyadarinya,engkau tertawa bahagia padahal alat-alat itu telah merusak hal-hal paling berharga yg kau miliki"(al habib umar bin hafidz)